SIMALUNGUN - Perihal kabar yang tersiar baru-baru ini, melalui pemberitaan salah satu media online lokal tanpa konfirmasi dan tidak berimbang, memuat rilis tentang aroma tidak sedap bersumber dari kolam limbah milik PKS Gunung Bayu itu sangat disesalkan.
Hal itu disampaikan, Manajer Rudi H Simatupang saat disambangi di ruang kerjanya, PKS Gunung Bayu, Nagori Gunung Bayu, Kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun, Jumat (08/04/2022) sekira pukul 09.30 WIB.
"PKS Gunung Bayu merupakan salah satu bagian perkebunan yang sejarahnya dari nasionalisasi asset sejak awal Kemerdekaan Republik Indonesia, " kata Rudi H Simatupang di awal pertemuan dengan awak media ini.
Lebih lanjut, Ia menuturkan tentang prasasti yang terpasang pada bangunan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) menggunakan bahasa Belanda, disebutkan bahwa PKS Gunung Bayu didirikan pada tanggal 10 Februari 1924.
"Tentu usia 98 tahun bukanlah usia yang terbilang muda di dalam sejarah perkebunan kelapa sawit di Indonesia, " tuturnya.
Saat ini, menurut Rudi H Simatupang menerangkan, sebagai wujud kepatuhan terhadap peraturan pemerintah, PTPN IV PKS Gunung Bayu telah memiliki sertifikasi ISO, RSPO, ISPO, ISCC, SMK-3 dan Sertifikasi Jaminan Halal.
"Hal ini juga sebagai orientasi kepada kepuasan pelanggan, " ujarnya.
Selanjutnya, Ia menerangkan, sejak dahulu beberapa generasi telah lahir, tumbuh dan belajar di sekolah – sekolah yang ada di lokasi perkebunan tanaman kelapa sawit. Kemudian mereka membentuk sejenis komunitas anak-anak yang terlahir dan tumbuh besar di lokasi perkebunan berplat merah itu.
"Akrabnya disebut “PARGUBA” atau Par Gunung Bayu dan dipanggil orang Gunung Bayu yang bekerja di perkebunan ini, tinggal dan bekerja di daerah sekitar sini atau bahkan berhasil di perantauan ke pulau Jawa, " sebut Rudi.
Tentang Sekolah Dasar Negeri 091681 berada di sekitran PKS diterangkan, menurut Rudi H Simatupang, merupakan salah satu sarana pendidikan tingkat dasar. Tentunya, sebagai sarana proses belajar mengajar bagi anak-anak karyawan dan juga anak-anak warga lainnya.
"Pada tahun 2022 ini melalui program CSR PTPN IV untuk SDN 091681 akan dibangun pagar/tembok sehingga peserta didik terjaga dari potensi terpeleset ke parit hujan yang ada di samping bangunan sekolah, " jelas Manajer PKS Gunung Bayu.
Ia juga menegaskan, terkait aroma tidak sedap yang diberitakan itu, bahwa di sekitaran kolam sejak lama telah ditanami sayuran, ubi jalar dan jagung. Hal ini juga antisipasi erosi tanggul kolam limbah.
"Program berikutnya adalah menanam serai wangi sehingga aroma wangi dari serai akan terasa di lokasi sekitar kolam limbah dengan melibatkan Serikat Pekerja Perkebunan (SPBUN) basis bersama karyawan PKS Gunung Bayu, " pungkas Rudi H Simatupang.